Jumat, 02 Mei 2014

Identifikasi UsBudJaRam







IDENTIFIKASI WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
( Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan)







Oleh
Riki Misgiantoro







unilaaaa.jpg









JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014






I. PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari.  Namun sebagian orang menjalankan bisnis olahan jamur tiram misalnya berbentuk keripik jamur tiram dan bentuk lain.  Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya.  Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar.  Seperti halnya sosok wirausahawan yang saya kunjungi merupakan salah satu dari sekian banyak wirausahawan yang sukses di dalm budidaya jamur tiram.


B.    Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini antara lain :
1.       Mengetahui deskripsi usaha budidaya jamur tiram
2.      Mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam budidaya jamur tiram
3.      Mengetahui karakteristik wirausahawan budidaya jamur tiram






II.    PEMBAHASAN


A. Deskripsi Usaha

Jenis usaha                          : Budidaya jamur tiram
Nama wirausahawan          : Adi Saputra
Alamat                                : Jl. Raden Imba Kesuma, Gg. Puskes, Kel.                                                                                           
  Kemiling Raya, Kec. Kemiling
Aset tetap                           : Kubung rumah ( 6 m x 13 m ), bilik bambu, selang
  air
Aset bergerak                     : 1 sepeda motor
Biaya produksi                   : 1. Biaya untuk aset tetap  = Rp. 13.000.000
  2. Biaya 10.000 bibit = Rp. 21.000.000
Tenaga kerja
Nama
Umur
Posisi
Pendidikan
Adi Saputra
35 tahun
Pemilik dan pengelola
SMA
Lisdiana Fathoni
33 tahun
Pemilik dan pengelola
SMA

Menurut pengakuan Pak Adi Saputra, usaha budidaya jamur tiram miliknya sudah berjalan selama kurang lebih 3 tahun.  Sebelum memulai bisnis ini, beliau berprofesi sebagai seorang sopir namun karena ajakan teman dan tertarik dengan keuntungan yang cukup menggiurkan akhirnya ia memutuskan untuk beralih profesi sebagai seorang wirausahawan di bidang budidaya jamur tiram. 
Menurutnya, beberapa hal penting dalam budidaya jamur yaitu pembibitan, perawatan dan pemasaran.  Dalam hal pembibitan, ia membeli dari seorang pembibit di daerah Sumber Agung, Kemiling dan dalam 1 kali periode produksi, Pak Adi mengaku mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp. 21.000.000 untuk 10.000 bibit dengan periode waktu produktif  bibit  selama 4 bulan.  Perawatan yang dilakukan cukup mudah yaitu hanya menyiram bibit setiap pagi dan sore dengan tujuan menjaga agar ruangan budidaya tetap lembab.  Setelah 1 bulan perawatan, akhirnya jamur tiram dapat dipanen setiap hari selama 3 bulan dengan jumlah panen rata-rata perhari 60 kg. Jamur hasil panen tersebut dijual kepada seorang pengumpul jamur dengan harga Rp. 12.000/kg.  Biaya pengangkutan untuk menyetorkan jamur Rp. 200.000 sehingga penerimaan perhari = (12.000 x 60) – 200.000 = 720.000 – 200.000 = Rp. 520.000.  Selain sebagai pembudidaya jamur tiram, pasangan suami istri ini juga memiliki usaha lain yaitu kantin mahasiswa di Jl. Soemantri Brojonegoro (depan fotocopy cahaya) yang menjual berbagai jus buah, makanan dan jamur crispy yang merupakan hasil olahan jamur miliknya.


B.  Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Usaha Jamur Tiram

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan kepad Pak Adi, dapat diketahui bahwa kendala-kendala yang dihadapi antara lain :
1.   Dalam pembelian bibit terdapat bibit yang rusak, menurutnya setiap 10.000 bibit yang dibelinya pasti ada yang rusak sekitar 200 bibit.
2.   Sulitnya pemasaran dan harga yang turun sampai nominal Rp. 8.000 ketika musim panen jamur serentak antar berbagai petani jamur sehingga jumlah stok di pasaran melimpah.
3.   Mengalami kekosongan stok jamur setiap 1 bulan pertama periode produksi.

Menurut Pak Adi,  kendala-kendala tersebut sudah dapat diatasi dengan cara antara lain :
1.   Masalah kerusakan bibit dianggapnya sebagai suatu resiko berwirausaha sehingga tetap mengoptimalkan bibit yang potensial adalah solusi yang tepat daripada harus memikirkan bibit-bibit yang rusak tersebut.
2.   Saat harga pasaran rendah, Pak Adi dan istrinya menyiasati dengan cara mengolah 20 % jamur panennya menjadi kripik jamur karena lebih tahan
lama dan mudah untuk dipasarkan.
3.   Kekosongan stok jamur diatasi dengan cara membeli jamur-jamur dari pengusaha jamur di daerah Jl. Pramuka dan di sekitar Perumahan Bukit keiling Permai sehingga stok jamur untuk ia setorkan kembali ke pengumpul langganannya tetap ada dan stok untuk jamur crispy juga tetap tersedia.


C. Karakteristik Wirausahawannya

Berdasrkan dialog yang telah saya lakukan dan melihat dari kelancaran usaha yang dijalani Pak adi, saya dapat melihat beberapa karakteristik dari beliau antara lain :
1.   Berani mengambil resiko dan keputusan, hal ini ditunjukkannya dengan meninggalkan profesinya sebagi sopir dan merintis karir wirausahanya.
2.   Kreatif dan inovatif, hal ini ditunjukkannya dengan membuat jamur crispy dan membuat keripik jamur ketika harga jamur rendah dan sulit dipasarkan.
3.   Sikap gigih, tekun dan terbuka terhadap orang lain.
4.   Mempunyai tujuan dan arah pengembangan usaha yang dijalaninya.



III. KESIMPULAN


Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas antara lain sebagi berikut :
1.   Usaha budidaya jamur tiram merupakan usaha yang menguntungkan karena perawatan yang tidak terlalu sulit tetapi satu hal yang harus diperhatikan yaitu bahwa modal untuk menjalankan usaha ini cukup besar.
2.   Kendala-kendala yang sering dihadapi oleh wirausahawan tersebut yaitu selalu adanya kerusakan pada bibit-bibit jamur tiram dalam setiap periode produksinya, sulitnya pemasaran dan rendahnya harga saat jumlah jamur dipasaran meningkat dan kurangnya stok pada setiap bulan pertama periode produksi.
3.   Pada dasarnya karakteritik wirausahawan tersebut mirip dengan teori-teori yang ada, antara lain bersikap kreatif, inovatif, gigih, tekun, berani mengambil resiko dan keputusan serta visioner dan tebuka.







0 komentar:

Posting Komentar

 
;