PENGORGANISASIAN WARGA KOMUNITAS
(Tugas Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat)
Disusun oleh
Indah
Ayu Dianti 1214131048
Iqbal
Lazuardi P. 1214131050
Julaily Eka saputra 1214131052
Linda
Soina FH. 1214131056
Riki Misgiantoro 1214131048
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I. ISI
Pola pengorganisasian warga
komunitas dalam kerangka pengembangan masyarakat ada tiga, yaitu pengembangan
komunitas lokal yang memberikan penekanan pada proses, dengan memandang
komunitas sebagai ikatan tradisional yang dipimpin oleh kelompok kecil
pemimpin-pemimpin konvensional dengan ciri ungkapan berupa ”Marilah kita
bersama-sama membahas masalah ini”. Yang kedua adalah perencanaan social yang
berorientasi kepada kategori tujuan dengan memberi penekanan pada tujuan yang
berorientasi pada penyelesaian tugas dan denga ciri ungkapan berupa “Marilah
kita kumpulkan fakta dan lakukan langkah-langkah logis berikutnya”. Dan pola
yang ketiga adalah aksi social, yaitu pendekatan yang mengarah pada task
goal dan process goal yang menunjukkan komunitas sebagai hirarki
dari privilege dan kekuasaan dengan ciri ungkapan berupa “Mari kita
mengorganisir diri agar dapat melawan para penekan kita”. Komunitas memiliki
peran penting dalam pengembangan masyarakat. Berikut ini adalah pola-pola dalam
pengorganisasian warga komunitas.
Pengembangan masyarakat (community development)
dipandang sebagai strategi yang tepat untuk memberdayakan dan menigkatkan taraf
hidup masyarakat luas. Namun perlu diingat bahwa setiap masyarakat mempunyai
tradisi dan adat-istiadat yang berbeda, yang dapat menjadi potensi yang dapat
dikembangkan sebagai modal sosial. Untuk itu dalam upaya pengembangan
masyarakat, dibutuhkan strategi dan pendekatan yang tepat. Selain itu, perlu
juga dilakukan pembahasan pengembangan masyarakat dalam konteks beragam
pendekatan yang dapat dipandang sebagai cara-cara alternatif dalam melaksanakan
pengembangan masyarakat..
Pengembangan masyarakat memiliki sejarah panjang dalam
praktek pekerjaan sosial. Sebagai sebuah metode pekerjaan sosial, Pengembangan
masyarakat memungkinkan pemberi dan penerima pelayanan terlibat dalam proses
perencanaan, pengawasan, dan evaluasi. Meskipun pengembangan masyarakat
memiliki peran penting dalam pekerjaan sosial, Pengembangan masyarakat belum
sepenuhnya menjadi ciri khas praktek pekerjaan sosial. Pengembangan masyarakat
masih menjadi bagian dari kegiatan profesi lain, seperti perencanaan kota dan
pengembang perumahan.
Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya
menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama,
mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dengan demikian, Pengembangan masyarakat dapat
didefenisikan sebagai metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan
kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses
yang mempengaruhi kehidupannya. Berikut adalah pola-pola dalam pengorganisasian
warga komunitas.
1.1
Pola Pengembangan Komunitas
Pola pengembangan komunitas
memberikan penekanan pada proses, dimana masyarakat berusaha untuk
diintegrasikan dan dikembangkan kapasitasnya. Masyarakat dibuat sadar
berdasarkan kemauan dan kemampuan menolong diri sendiri (self-help). Pendekatan
ini sebagai upaya untuk mengembangkan keterlibatan warga komunitas sebanyak
komunitas dalam upaya menentukan kebutuhan yang mereka rasakan dan memecahkan
masalah mereka.
Pengembangan
Komunitas adalah cara lain untuk mendapatkan orang untuk bekerja sama. Ini
adalah proses mencapai konsensus kelompok tentang keprihatinan umum dan berkolaborasi
dalam pemecahan masalah. Misalnya, penduduk lokal di lingkungan perkotaan atau
masyarakat pedesaan dapat bekerja sama dalam mendefinisikan isu-isu lokal,
seperti akses ke kesempatan kerja atau pendidikan yang lebih baik, dan dalam
mengambil tindakan untuk mengatasi masalah.
1.2
Pola Perencanaan Sosial
Pola
perencanaan sosial lebih menekankan pada tugas (task goal). Seorang perencana
biasanya berusaha untuk mengumpulkan fakta-fakta mengenai masalah yang dihadapi
sebelum warga komunitas memilih tindakan yang rasional dan tepat dilakukan.
Fungsi pembuatan kebijakan dibuat oleh perencana sementara masyarakat sebagai
konsumen yang menerima dan memanfaatkan program dan pelayanan sebagai hasil
dari proses perencanaan.
Perencanaan
sosial menggunakan informasi dan analisis untuk mengatasi masalah masyarakat
substantif seperti pendidikan, perkembangan anak, atau kesehatan lingkungan. Misalnya,
dewan perencanaan atau gugus tugas terlibat (biasanya ) profesional dalam
menetapkan tujuan dan sasaran, mengkoordinasikan upaya, dan mengkaji pencapaian
tujuan.
Perencanaan
sosial mungkin terjadi dalam konteks baik konsensus atau konflik tentang tujuan
dan sarana. Sebagai contoh, informasi mengenai tingginya tingkat kehamilan
remaja, dan faktor-faktor yang berkontribusi untuk itu, dapat membantu
masyarakat berfokus pada tujuan mencegah kehamilan remaja, dan bahkan keputusan
tentang menggunakan cara kontroversial seperti pendidikan seksualitas dan
meningkatkan akses terhadap kontrasepsi. Penggunaan perencanaan sosial membantu
membangun kesepakatan tentang hasil umum.
Pola
ini sengaja direncanakan, proses teknis rasional pemecahan masalah yang
berkaitan dengan masalah sosial substantif, adalah ciri dari model ini .
Tingkat partisipasi masyarakat dapat bervariasi. Namun, membangun kapasitas
masyarakat atau membina perubahan sosial yang radikal atau fundamental bukanlah
tujuan utama dari model ini dari praktek masyarakat .
1.3
Pola Aksi Sosial
Pola Aksi Sosial menakankan pada proses dan tugas.
Masyarakat dilihat sebagai hirarki dari provillage kekuasaan. Para praktisi
sosial menekankan pada taktik konflik sesuai dengan peran mereka sebagai aktivis.
Pada pendekatan ini, terkadang cara-cara koersif harus dilaksanakan seperti
melakukan pemboikotan.
Aksi
sosial melibatkan upaya untuk meningkatkan kekuatan dan sumber daya dari
masyarakat berpenghasilan rendah atau relatif tidak berdaya atau terpinggirkan.
Sebagai contoh, organisasi advokasi, seperti untuk hak penyandang cacat atau
pengendalian tembakau, sering menggunakan pendekatan aksi sosial. Mereka
mungkin mengatur acara mengganggu- termasuk tuntutan hukum, sit- in, atau boiko
- untuk menarik perhatian dan fokus untuk keprihatinan mereka oleh penguasa.
Penyelenggara membuat acara, seperti protes atau mogok, bahwa mereka dalam posisi kekuasaan (seperti pengusaha ) dapat menghindari atau mampir datang ke kesepakatan. Misalnya, orang dengan cacat mungkin berhenti tindak pencegahan bisnis ketika memodifikasi kebijakan yang mendiskriminasi orang-orang cacat. Atau sebuah perusahaan rokok bisa menghindari gugatan oleh para pendukung pengendalian tembakau dengan menghilangkan iklan ditujukan pada anak-anak. Taktik aksi sosial digunakan dalam banyak situasi yang melibatkan konflik kepentingan dan ketidakseimbangan dalam kekuasaan, mereka biasanya terjadi ketika negosiasi konvensional tidak bekerja. Tema kunci dalam model ini adalah keadilan sosial, demokrasi, redistribusi kekuasaan, sumber daya, dan pengambilan keputusan.
II.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Pengorganisasian
warga komunitas memiliki pola yang berbeda-beda karakteristiknya antara yang
satu dengan yang lain.
2.
Perbedaan
pola pengorganisasian warga komunitas akan menimbulkan dampak yang berbeda pula
kepada para pelaku dan anggotanya.
3.
Penerapan
pola pengorganisasian warga komunitas harus disesuaikan dengan kondisi serta
kebutuhan dari warga komunitas tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2013. Community Development. http://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/overview/model-for-community-change-and-improvement/lessons-learned/main#.Ul4PLlOITK4.html.
(Diakses
11 Oktober 2013).
Anonim,
2013. Three Models Of Community Organizing. http://www.calgary.ca/
CSPS/CNS/Pages/Publications-guides-and-directories/Community-Assessment-Handbook/Rothman%27s-Three-Models-of-Community-Organizing.aspx.html.
(Diakses 11 Oktober 2013).
Anonim,
2013. Pola Pengorganisasian Warga Komunitas Dalam Rangka Pengembagan Masyarakat.
http://elhachan.wordpress.com/2013/05/11/
pengorganisasian-komunitas-dan-peranan-pekerja-komunitas.html. (Diakses 11
Oktober 2013).
Anonim,
2013. Analisis Dan Strategi Pendekatan Pengembangan Masyarakat. http://tiarapridatika.wordpress.com/2011/05/22/analisis-strategi-dan-pendekatan-pengembangan-masyarakat.html.
(Diakses 11 Oktober 2013)
0 komentar:
Posting Komentar