Minggu, 26 Januari 2014






 PENGORGANISASIAN WARGA KOMUNITAS
  (Tugas Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat)


 Disusun oleh


  Indah Ayu Dianti         1214131048
  Iqbal Lazuardi P.         1214131050
  Julaily Eka saputra       1214131052
  Linda Soina FH.          1214131056
  Riki Misgiantoro          1214131048

 


           






JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013






I.     ISI


Pola pengorganisasian warga komunitas dalam kerangka pengembangan masyarakat ada tiga, yaitu pengembangan komunitas lokal yang memberikan penekanan pada proses, dengan memandang komunitas sebagai ikatan tradisional yang dipimpin oleh kelompok kecil pemimpin-pemimpin konvensional dengan ciri ungkapan berupa ”Marilah kita bersama-sama membahas masalah ini”. Yang kedua adalah perencanaan social yang berorientasi kepada kategori tujuan dengan memberi penekanan pada tujuan yang berorientasi pada penyelesaian tugas dan denga ciri ungkapan berupa “Marilah kita kumpulkan fakta dan lakukan langkah-langkah logis berikutnya”. Dan pola yang ketiga adalah aksi social, yaitu pendekatan yang mengarah pada task goal dan process goal yang menunjukkan komunitas sebagai hirarki dari privilege dan kekuasaan dengan ciri ungkapan berupa “Mari kita mengorganisir diri agar dapat melawan para penekan kita”. Komunitas memiliki peran penting dalam pengembangan masyarakat. Berikut ini adalah pola-pola dalam pengorganisasian warga komunitas.

Pengembangan masyarakat (community development) dipandang sebagai strategi yang tepat untuk memberdayakan dan menigkatkan taraf hidup masyarakat luas. Namun perlu diingat bahwa setiap masyarakat mempunyai tradisi dan adat-istiadat yang berbeda, yang dapat menjadi potensi yang dapat dikembangkan sebagai modal sosial. Untuk itu dalam upaya pengembangan masyarakat, dibutuhkan strategi dan pendekatan yang tepat. Selain itu, perlu juga dilakukan pembahasan pengembangan masyarakat dalam konteks beragam pendekatan yang dapat dipandang sebagai cara-cara alternatif dalam melaksanakan pengembangan masyarakat..
Pengembangan masyarakat memiliki sejarah panjang dalam praktek pekerjaan sosial. Sebagai sebuah metode pekerjaan sosial, Pengembangan masyarakat memungkinkan pemberi dan penerima pelayanan terlibat dalam proses perencanaan, pengawasan, dan evaluasi. Meskipun pengembangan masyarakat memiliki peran penting dalam pekerjaan sosial, Pengembangan masyarakat belum sepenuhnya menjadi ciri khas praktek pekerjaan sosial. Pengembangan masyarakat masih menjadi bagian dari kegiatan profesi lain, seperti perencanaan kota dan pengembang perumahan.

Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dengan demikian, Pengembangan masyarakat dapat didefenisikan sebagai metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya. Berikut adalah pola-pola dalam pengorganisasian warga komunitas.


1.1         Pola Pengembangan Komunitas

Pola pengembangan komunitas memberikan penekanan pada proses, dimana masyarakat berusaha untuk diintegrasikan dan dikembangkan kapasitasnya. Masyarakat dibuat sadar berdasarkan kemauan dan kemampuan menolong diri sendiri (self-help). Pendekatan ini sebagai upaya untuk mengembangkan keterlibatan warga komunitas sebanyak komunitas dalam upaya menentukan kebutuhan yang mereka rasakan dan memecahkan masalah mereka.

Pengembangan Komunitas adalah cara lain untuk mendapatkan orang untuk bekerja sama. Ini adalah proses mencapai konsensus kelompok tentang keprihatinan umum dan berkolaborasi dalam pemecahan masalah. Misalnya, penduduk lokal di lingkungan perkotaan atau masyarakat pedesaan dapat bekerja sama dalam mendefinisikan isu-isu lokal, seperti akses ke kesempatan kerja atau pendidikan yang lebih baik, dan dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah.

1.2         Pola Perencanaan Sosial
Pola perencanaan sosial lebih menekankan pada tugas (task goal). Seorang perencana biasanya berusaha untuk mengumpulkan fakta-fakta mengenai masalah yang dihadapi sebelum warga komunitas memilih tindakan yang rasional dan tepat dilakukan. Fungsi pembuatan kebijakan dibuat oleh perencana sementara masyarakat sebagai konsumen yang menerima dan memanfaatkan program dan pelayanan sebagai hasil dari proses perencanaan.
Perencanaan sosial menggunakan informasi dan analisis untuk mengatasi masalah masyarakat substantif seperti pendidikan, perkembangan anak, atau kesehatan lingkungan. Misalnya, dewan perencanaan atau gugus tugas terlibat (biasanya ) profesional dalam menetapkan tujuan dan sasaran, mengkoordinasikan upaya, dan mengkaji pencapaian tujuan.
Perencanaan sosial mungkin terjadi dalam konteks baik konsensus atau konflik tentang tujuan dan sarana. Sebagai contoh, informasi mengenai tingginya tingkat kehamilan remaja, dan faktor-faktor yang berkontribusi untuk itu, dapat membantu masyarakat berfokus pada tujuan mencegah kehamilan remaja, dan bahkan keputusan tentang menggunakan cara kontroversial seperti pendidikan seksualitas dan meningkatkan akses terhadap kontrasepsi. Penggunaan perencanaan sosial membantu membangun kesepakatan tentang hasil umum.
Pola ini sengaja direncanakan, proses teknis rasional pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah sosial substantif, adalah ciri dari model ini . Tingkat partisipasi masyarakat dapat bervariasi. Namun, membangun kapasitas masyarakat atau membina perubahan sosial yang radikal atau fundamental bukanlah tujuan utama dari model ini dari praktek masyarakat .
1.3         Pola Aksi Sosial

Pola Aksi Sosial menakankan pada proses dan tugas. Masyarakat dilihat sebagai hirarki dari provillage kekuasaan. Para praktisi sosial menekankan pada taktik konflik sesuai dengan peran mereka sebagai aktivis. Pada pendekatan ini, terkadang cara-cara koersif harus dilaksanakan seperti melakukan pemboikotan.

Aksi sosial melibatkan upaya untuk meningkatkan kekuatan dan sumber daya dari masyarakat berpenghasilan rendah atau relatif tidak berdaya atau terpinggirkan. Sebagai contoh, organisasi advokasi, seperti untuk hak penyandang cacat atau pengendalian tembakau, sering menggunakan pendekatan aksi sosial. Mereka mungkin mengatur acara mengganggu- termasuk tuntutan hukum, sit- in, atau boiko - untuk menarik perhatian dan fokus untuk keprihatinan mereka oleh penguasa.

Penyelenggara membuat acara, seperti protes atau mogok, bahwa mereka dalam posisi kekuasaan (seperti pengusaha ) dapat menghindari atau mampir datang ke kesepakatan. Misalnya, orang dengan cacat mungkin berhenti tindak pencegahan bisnis ketika memodifikasi kebijakan yang mendiskriminasi orang-orang cacat. Atau sebuah perusahaan rokok bisa menghindari gugatan oleh para pendukung pengendalian tembakau dengan menghilangkan iklan ditujukan pada anak-anak. Taktik aksi sosial digunakan dalam banyak situasi yang melibatkan konflik kepentingan dan ketidakseimbangan dalam kekuasaan, mereka biasanya terjadi ketika negosiasi konvensional tidak bekerja. Tema kunci dalam model ini adalah keadilan sosial, demokrasi, redistribusi kekuasaan, sumber daya, dan pengambilan keputusan.







II.           KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.             Pengorganisasian warga komunitas memiliki pola yang berbeda-beda karakteristiknya antara yang satu dengan yang lain.
2.             Perbedaan pola pengorganisasian warga komunitas akan menimbulkan dampak yang berbeda pula kepada para pelaku dan anggotanya.
3.             Penerapan pola pengorganisasian warga komunitas harus disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan dari warga komunitas tersebut.


















DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Community Development. http://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/overview/model-for-community-change-and-improvement/lessons-learned/main#.Ul4PLlOITK4.html.  (Diakses 11 Oktober 2013).
Anonim, 2013. Three Models Of Community Organizing. http://www.calgary.ca/ CSPS/CNS/Pages/Publications-guides-and-directories/Community-Assessment-Handbook/Rothman%27s-Three-Models-of-Community-Organizing.aspx.html.  (Diakses 11 Oktober 2013).    
Anonim, 2013. Pola Pengorganisasian Warga Komunitas Dalam Rangka Pengembagan Masyarakat. http://elhachan.wordpress.com/2013/05/11/ pengorganisasian-komunitas-dan-peranan-pekerja-komunitas.html. (Diakses 11 Oktober 2013).
Anonim, 2013. Analisis Dan Strategi Pendekatan Pengembangan Masyarakat. http://tiarapridatika.wordpress.com/2011/05/22/analisis-strategi-dan-pendekatan-pengembangan-masyarakat.html. (Diakses 11 Oktober 2013)








0 komentar:

Posting Komentar

 
;