KLASIFIKASI
USAHATANI KABUPATEN WAYKANAN
(Tugas Responsi Usahatani)
Oleh
Marietta Debora 1214131061
M. Fajar Ali 1214131064
Mukti Arta Sari 1214131068
Riki Misgiantoro 1214131084
JURUSAN
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kabupaten Way Kanan merupakan daerah agraris, dimana mayoritas
penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Bedasarkan jenis usaha
tani yang dikembangkan meliputi budidaya tanaman pangan dan holtikultura,
budidaya peternakan dan budidaya perikanan. Adapun lahan di Kabupaten Way Kanan
sangat luas, yang dapat dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan kering. Lahan
sawah merupakan jenis lahan yang digunakan sebagai areal persawahan, lahan kering
merupakan lahan yang digunakan untuk produksi tanaman pangan seperti ubi kayu
dan palawija serta perkebunan.
Produksi lahan perkebunan dan persawahan sangat dipengaruhi oleh
kondisi perairan yang ada. Kabupaten Way Kanan memiliki daerah aliran sungai yang
cukup besar dan sebagian besar telah dikelola menjadi saluran irigasi teknis
dan semi teknis. Pemanfaatan lahan sawah dengan irigasi teknis seluas 6.511 Ha
(Kecamatan Bahuga, Banjit dan Baradatu), irigasi setengah teknis seluas 941 Ha
(Kecamatan Banjit), dengan irigasi desa dan sederhana seluas 3.766 Ha (tersebar
di 14 kecamatan) sedangkan sawah tadah hujan seluas 2.186 Ha.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1.
Mengetahui jenis usahatani di wilayah way kanan
2.
Mengetahui pola usaha tani yang ada
di kabupaten way kanan
II.
ISI
A.
Dasar Teori
Ilmu Usahatani adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir factor-faktor
produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan
manfaat yang sebaik-baiknya.
Soehardjo & Dahlan patong
mengemukakan bahwa usaha tani sebagai objek pengamatan dapat dilihat dari
berbagai segi dan dalam bukunya tersebut ia meninjau 4 segi pengamatan, yaitu :
1.
Menurut
bentuknya
Berdasarkan cara penguasaan unsur- unsure produksi dan
pengelolaannya usahatani digolongkan dalam 3 macam yaitu :
a. Usahatani perseorangan (individual farm).
Dalam usahatani ini,
unsure- unsure produksi ditentukan oleh seseorang dn pengelolaannya dilakukan oleh
seseorang. Tanah yang diusahakan dapat berupa miliknya atau orang lain. Jadi
pda usahatani ini masih terdapat variasi-variasi yang menghendaki penggolongan-
penggolongan yang lebih halus. Tenaga kerja yang diperlukan didapatkan dari
berbagai sumber.Ada yang berasal dari petani sendiri beserta anggota
keluarganya dan ada yang berasal dari luar keluarga berdasarkan gotong royong
atau upah.Tenaga kerja yang diupah tersebut bisa berbentuk :
1.
Tenaga kerja
tetap
2.
Tenaga kerja
harian
3.
Tenaga kerja
musiman
Di Indonesia sendiri
banyak terdapat tenaga kerja yang sebagian besar dari keluarga petani itu
sendiri. Sebagian besar pendapatan petani dalam setahun berasal dari
usahataninya. Ini disebut dengan usahatani keluarga (family farm)
Ciri-cirinya :
a. Sedikitnya separo dari seluruh jumlah
tenaga kerja pria yang diperlukan usahataninya berasal dari petani penggarapnya
dan anggota keluarga.
b. Sedikitnya separo dari jumlah pendapatan
kotor yang diterima oleh keluarga petaninya berasal dari usaha tani tersebut.
Luas tanah tidak dapat
dijadikan ukuran untuk mendefinisikan usaha tani keluarga. Usaha tani keluarga
dapat pula terdiri dari tanah yang sempit.Karena tiap tanah memberikan sifat
dan kesuburan yang berbeda-beda maka pemakaian luas tanah untuk mendefinisikan
luas tanah tiak mudah. Jumlah kerja yang diperlukan dan pendapatan kotor tang
diterima petani lebih tepat dijadikan dasar untuk mendefenisikan usahatani
keluarga.
b. Usahatani Kolektif
(collective farm)
Adalah usaha tani yang
unsur-unsur produksinya dimiliki organisasi kolektif. Unsur-unsur produksi
diperoleh organisasi dari membeli,menyewa,menyatukan milik perorangan atau
berasal dari pemerintah.Usaha tani ini terbentuk karena kemauan beberapa orang
yang mempunyai ikatan keluarga, karena sistem pemerintahan suatu Negara atau
factor lingkunggan dimana mereka berada. Kolektivitas dikenal pada abad ke 10.
Tujuannya sendiri dalah untuk meniadakan unsure-unsur produksi milik
perseorangan. Dengan penyautuan alat-alat produksi pertanian tang tidak dikenal
atau sukar dilaksanakan pada usaha tani perseorangan. Pengunaan tanah dan
tenaga kerja diharapkan lebih efisien.
c. Usahatani Kooperatif (cooperative farm)
Merupakan bentuk peralihan
antar usaha tani perseorangan dan usahatan kolektif.Pada usaha tani ini tidak
semua unsure- unsure produksi dan pengelolaannya dikuasai bersama.tanahnya
masih milik perorangan.Usaha bersama dituangkan dalam bentuk kerja sama di
beberapa segi seperti :
· Kerjasama dalam penjualan hasil
· Kerjasama dalam pembelian sarana produksi
· Kerjasama dalam tenaga kerja.
Usaha tani kooperatif ini
terbentuk karena petani-petani kecil dengan modal yang lemah tidak mampu
membeli alat-alat pertanian yang berguna untuk mengembangkan kegiatan
usahanya.Dengan menggabungkan modal yang dimilki mereka dapat membeli alat-
alat untuk digunakan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi
penggunaan alat-alat pertanian.
2.
Menurut
Coraknya
Tujuan kegiatan usaha tani
berbeda-beda karena pengaruh lingkungan alam dan kemampuan pengusahanya. Ada
petani yang kegiatannya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang
disebut dengan usaha tani pencukup kebutuhan keluarga (selfsufficient farm /
subsistences farms), dan adapula kegiatannya yang bertujuan untuk mendapatkan
untung sebesar-besarnya yang disebut dengan usahaani komersial (commercial
farm).
Karena cirri dan sifat
yang dimilki oleh usahatani komersial & pencukup kebutuhan keluaraga,
beberapa ahli memberikan nama lain kepada kedua usahatani ini.Usaha tani
komersial disebut juga dengan nama usahatani dinamis & usahatani tidak
komersial disebut usahatani statis. Penggolongan tsb dimaksudkan untuk
menggambarkan keadaan saat tertentu , karena setiap usahatani statis dapat
berubah melalui masa peralihan menjadi usaha tani dinamis.
Para ahli telah banyak
menegemukakan pendapatnya untuk membedakan apakah suatu usahatani tergolong
subsisten atau komersil.. Salah satu ukuran itu adalah tindakan ekonomi petani
dalam penggunaan unsure-unsur produksi.penggunaan usnur produksi misalnya
penggunaan tenaga kerja & pemilihan cabang usaha sering didasarkan pada
kebiasaan.
Hubungan petani dengan dunia luar usahataninya merupakan dasar pengukur tingkat perkembangan usaha tani.
Hubungan petani dengan dunia luar usahataninya merupakan dasar pengukur tingkat perkembangan usaha tani.
Beberapa ukuran yang
banyak untuk menyatakan tingkat & sifat integrasi petani dengan desa dan
kota sekitarnya adalah :
a.
Perbandingan
antara jumlah produk yang dijual ke pasar dan yang dikonsumsi.
b.
Perbandingan
antara jumlah korbanan yang dibeli terhadap jumlah seluruh korbanan yang
digunakan dalam proses produksi.
c.
Tingkat
Teknologi.
3.
Menurut
Polanya
Pola usahatani ditentukan
menurut banyaknya cabang usaha tani yang diusahakan.Berdasarakan jumlah cabang
usahatani yang diusahakan usahatani dapat dibedakan sbb :
a.
Usaha tani
Khusus
Apabila usahatani hanya
mempunyai satu cabang saja maka disebut dengan usahatani khusus.Contohnya :
usahatani tembakau, usahatani padi, usahatani sapi perah.
Faktor yang mempengaruhi
petani memilih hanya 1 cabang ialah :
• Keadan fisis
tanah yaitu apakah mendapat air pengairan spanjang tahun sehingga cocok
ditanami padi.
• Prisnsip
keuntungan komperatif yaitu mengusahakan cabang usahatani yang memeberikan
keuntungan paling besar dibandingkan dengan cabang usahatani lain.
b.
Usaha tani
tidak khusus.
Petani yang juga
mengusahakan bermacam-macam usahatani. Seperti ternak atau ikan. Hal ini dapat dilkukan kalau petani memliki dan mengusahakan
berbagai macam tanah seperti : tanah sawah,tanah darat, padang rumput dan
kolam.
c.
Usahatani
Campuran
Merupakan bentuk usahatani
yang diusahakan secara bercampur antara tanaman dengan tanaman, tanaman dengan
ternak, tanaman dengan ikan dsb. Usahatani ini juga dikenal dengan tumpang
sari, misalnya tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah, tumpang sari
antara padai dan ikan.
Kombinasi antara tanaman
ternak mendapatkan perhatian besar dibeberapa daerah. Kombinasi antara tanaman
dan tenak dikenal dengan isatilah mixed farm.
Keutuntungannya adalah :
• Ternak memberikan tenaga
kerja dalam waktu- waktu tertentu.
• Ternak memberikan makan
berupa protein
4.
Menurut
Tipenya
Usahatani dapat
digolongkan dlam beberapa jenis /tipe tanaman yang diusahakan. Dari
penggolongan ini dikenal usahatani padi, usahatani jagung, usahatani ternak,
usahatani sapi, usahatani ternak ayam, dan usahatani kubis. Tiap daerah
mempuyai kondisi yang berbeda dengan daerah lainnya. Perbedaan ini dapat berupa
perbedaan fisik, perbedaan ekonomi dan perbedaan lainnya yang tidak termasuk
pada keduanya. Karena itu jenis tanaman dan hewan yang tumbuh dapat diusahakan pada
suatu daerah berbeda-beda pula. Tiap
tanaman dan hewan memerlukan kondisi fisis tertentu untuk hidup dan berkembang
dengan baik .
Ø Faktor fisis
Factor ini
sangat mempengaruhi tipe usaha tani yang terdiri dari, iklim,tanah, dan
topografi. Apabila factor fisik
di suatu tempat tidak sesuai dengan usahatani yang diinginkan petani harus
mengubah keinginannya atau pindak ke daerah lain yng mempunyai factor fisik
yang sesuai.
1.
Iklim
Hal penting
dari iklim yang banyak mempengaruhi tipe usahatani ialah : curah
hujan,temperature, pancaran sinar matahari dan kelembapan curah hujan mencakup
factor – factor seperti curah hujan dalam setahun, penyebaran hujan dan
variasinya dari tahun ke tahun .Tiap tanaman memerlukan curah hujan tertentu
sebagai sayarat untuk tumbuh baik. Penyebaran hujan penting juga bagi
pertumbuihan tanaman. Tiap fase dari pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan
berbeda. Tanaman kapas sangat baik diusahakan di daerah yang mempunyai
perbedaan yang nyata anatara hujan dan musim kemarau. Pancaran sinara matahari
baik intensitas penyinarannya maupun panjang penyinarannya, mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Tanama kopi tidak tahan terhadap sinar langsung yang terik
sehingga diperlukan pohon pelindung.
2.
Tanah
Tanah – tanah
pada setiap tempat berbeda dalam tingkat kesuburannya, dalam tekstur, dan dalam
tebal atau dalamnya lapisan. Setiap jenis tanaman memerukan syarat – syarat
tertentu untuk tumbuh baik. Ada tanaman yang hanya dapat tumbuh pada tanah yang
subur dan ada pula yang dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur. Hara yang
terdapat dalam tanah sangat penting artinya tanah yang mengandung banyak kapur
akan menghasilkan banyak tanaman runput yang baik untuk usaha tani ternak.
Tekstur tanah juga memberikan pengaruh pada macam tanaman yang akan ditanam.
Tanah – tanah dengan tekstur halus merupakan tanah berat yang sukar dikerjakan.
Dengan demikian tanaman – tanaman yang diusahakan diatasnya adalah tanaman –
tanaman intensif. Pada tanah – tanah ringan banyak diusahakan tanaman – tanaman
intensif.
3.
Topografi
Pengaruh
topografi pada tipe usaha tani berhubunggan erat dengan iklim dan
tanah.Perbedaan tinggi diatas permukaan laut menyebabkan perubahan pada
iklim.Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut makin rendsah suhunya dan
makin panjang masa tumbuhnya.Hal ini berarti harus ada perbedaan tipe usaha
tani di dataran tinggi dengan dataran rendah.Tanah-tanah subur ummunya terdapat
didataran rendah.
Topografi juga penting sehubungan dengan penggunaan alat-alat mekanisasi.Mesin-mesin pertanian sukar digunakan ditanah yang tidak datar.Karena itu di daerah yang berbukit kurang tepat untuk tanaman intensif yang memerlukan banyak tenaga kerja pada musim menanam dan musim panen.Perkembangan penggunaan alat-alat mekanisasi mempengaruhi perkembangan usaha tani karena pengaruhnya terhadap biaya produksi,sebagai contoh ialah pemindahan penanaman kapas yang tadinya diusahakan dari tanah-tanah miring ke daerah-daerah datar.
Topografi juga penting sehubungan dengan penggunaan alat-alat mekanisasi.Mesin-mesin pertanian sukar digunakan ditanah yang tidak datar.Karena itu di daerah yang berbukit kurang tepat untuk tanaman intensif yang memerlukan banyak tenaga kerja pada musim menanam dan musim panen.Perkembangan penggunaan alat-alat mekanisasi mempengaruhi perkembangan usaha tani karena pengaruhnya terhadap biaya produksi,sebagai contoh ialah pemindahan penanaman kapas yang tadinya diusahakan dari tanah-tanah miring ke daerah-daerah datar.
Pemgaruh
topografi penting juga artinya pada perbedaan tataniaga.Jarak yang sama jauhnya
lebih cepat ditempuh pada tanah datar dari pada tanah miring.Dengan demikian
topografi mempengaruhi penjualan hasil usaha tani ke pasar.Daerah-daerah
dataran tinggi yang jauh dari pasar umumnya ditanami tanaman-tanaman yang tahan
lama,sehingga resiko kerusakan karena lamanya tiba di pasar dapat dihindari.
Ø Faktor Ekonomi
Disamping
factor fisik yang tterdiri dari iklim tanah dan topografi,juga factor ekonomi
turut menentukan tipe usaha tanai di suatu daerah.Faktor-faktor ekonomi berubah
dari waktuke waktu.Perubahan faktopr ekonomi tidak sama dari tahun ke
tahun.Karena itu petani harus mengenal sebab dan akibat dari perubahan
factor-faktor ekonomi yang terjadi di daerahnya.Ia harus mampu membedakan
perubahan yang kekal dan sementara.
Tiga factor
ekonomi yang banyak mempengaruhi tipe usaha tani dapat diurakan sebagai berikut
:
1.
Biaya tataniaga
Perbedaan biaya
tataniaga yaitu biaya yang diperlukan untuk menempuh jarak dari produsen ke
konsumen mempengaruhi tipe usaha tani yang diusahakan di suatu daerah.Biaya ini
meliputi biaya pengangkutan ,biaya pengolahan,biaya penyimpanan dan biaya
penjualan.Pendapatan yang diterima petani dari hasil penjualan produksi usaha
taninya ialah jumlah uang yang diyerima setelah dikurangi dengan biaya
tataniaga.Biaya ini umumnya sebanding dengan jarak dari petani ke
konsumen.Karena itu petani didaerah dekat pasar mempunyai kecendrungan untuk
mengusahakan tanaman yang tidak dapat disimpan lama misaknya sayuran,buah dan
susu.
2.
Perubahan harga
produksi
Perubahan harga
produksi usaha tani mempengaruhi tipe usaha tani di satu daerah.Sekitar tahun
1956 dan 1959 harga tembakau didaerah Jember,Jawa Timur lebih baik dari pada
haega padi. Perubahan harga ini membawa akibat pemindahan kerja dan pemakaian
tanah kearah tanaman yang lebih menguntungkan.Dengan demikian ada perubahan
tipe usaha tani didaerah tersebut. Perubahan harga produksi mempunyai sifat
kekal atau sifat sementara yang dalam wakyu yang relatif singkat akan kembali
menjadi normal. Dengan demikian petani harus nanpu nenbedakan antara sifat
perubahan yang kekal dan yang sementara.Jangan terlalu cepat mengunah tipe
usaha tani apabila perubahan harga itu bersifat sementara. Contoh di AS dalam
PD II. Pada waktu itu harga kacang tanah sangat tinggi. Bnayak petani kapas
yang cepat-cepat mengubah usahanya ke kacang tanah tetapi kemudian mereka
kecewa tahu akhir PD II harga kacang tanah tidak tinggi lagi.
Mengenal sifat perubahan harga dapat dilakukan dengan menggunakan alat statistik perubahan harga-harga produksi usahatani. Data itu dapat diperoleh dari dinas pertanian rakyat atau dari catatan-catatan petani berdasarkan pengalamannya dari tahun ke tahun. Perubahan harga ada hubungannya dengan jumlah produksi. Pada saat prooduksi banyak di waktu panen harga menjadi rendah. Kejadian ini kemudian diikuti oleh pengurang produksi dan sedikit demi sedikit harganya menjadi tinggi. Apabila harga tinggi,petani akan berusaha memproduksi sebanyak-banyaknya. Akibatnya adalah harga turun. Akibat dari penurunan harga ialah bahwa petani akan berusaha mengurangi produksinya yang nantinya kembali menaikkan harga.
Mengenal sifat perubahan harga dapat dilakukan dengan menggunakan alat statistik perubahan harga-harga produksi usahatani. Data itu dapat diperoleh dari dinas pertanian rakyat atau dari catatan-catatan petani berdasarkan pengalamannya dari tahun ke tahun. Perubahan harga ada hubungannya dengan jumlah produksi. Pada saat prooduksi banyak di waktu panen harga menjadi rendah. Kejadian ini kemudian diikuti oleh pengurang produksi dan sedikit demi sedikit harganya menjadi tinggi. Apabila harga tinggi,petani akan berusaha memproduksi sebanyak-banyaknya. Akibatnya adalah harga turun. Akibat dari penurunan harga ialah bahwa petani akan berusaha mengurangi produksinya yang nantinya kembali menaikkan harga.
3.
Persediaan
modal
Modal lebih
banyak mempengaruhi besarnya usahatani daripada tipenya. Tetapi bagi petani
muda yang baru mulai berusaha,besarnya modal yang tersedia akan menentukan tipe
usahataninya. Ia akan memilih tipe yang memberi kemungkinan pengembalian modal
aslinya dengan cepat. Usahatani ternak daging memerlukan jangka waktu yang
lebih lama dibandingkan usahatani tanaman untuk mengembalikan modal aslinya.
B.
Pola Usahatani di Way Kanan
Kabupaten Way Kanan
merupakan daerah yang agraris dimana setiap sector pertanian dapat dikembangkan
di daerah ini mulai dari pertanian , perkebunan sampai peternakan. Daerah
Kabupaten Way Kanan memiliki daerah aliran sungai yang cukup besar sehingga
pola usahatani untuk sector pertanian di daerah ini merupakan polau sahatani
lahan basah dan pola usahatani lahan kering. Dimana pada usahatani lahan basah
menggunakan saluran irigasi teknis dan semi teknis. Pemanfaatan lahan irigasi
teknis seluas 6.511 Ha dan irigasi setangah teknis seluas 941 Ha dan irigasi
desa dan sederhana seluas 3.766 Ha. Pada usahatani lahan kering yang lebih
mengandalkan pada turunnya hujan atau penyeriman. Di daerah Way Kanan terdapat
sawah tadah hujan seluas 2.186 Ha. Berdasarkan cara penguasaan unsure produksi
dan pengelolaannya untuk sector pertanian di daerah Kabupaten Way Kanan
mayoritas merupakan usahatani perseorangan dimana tanah yang dimiliki merupakan
hak milik sendiri dan merupakan usahatani keluarga dimana pemakaian tenaga
kerja berasal dari keluarga. Hasil dari produk pertanian sendiri biasanya
diguanakan untuk mencukupi keluarga dan untuk komersial dalam hal ini untuk
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Sektor perkebunan
merupakan sektor yang sangat potensial dikembangkan di daerah Way Kanan. Areal
perkebunan Kabupaten Way Kanan mencakup areal seluas 145.989,30 Ha dengan
jumlah produksi hasil perkebunan 245.380,60 ton/tahun. Apabila dilihat dari
cara penguasaan produksinya polau sahatani pada sector perkebunan merupakan
pola usahatani kolektif dimana unsure produksinya merupakan milik organisasi
kolektif, swasta ataupun pemerintah. Tanaman perkebunan yang berada di
Kabupaten Way Kanan antara lain :karet, kelapa sawit, kelapa dalam, kelapa
hibrida, kopi, lada, kakao, dan cengkeh. Jenis tanaman perkebunan yang sangat
potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Way Kanan antara lain :Karet, kelapa
sawit, kakao dan kopi. Berdasarkan corak pengelolaannya pun pada sector
perkebunan merupakan usahatani komersial yang hasil produksinya diperuntukan
untuk memenuhi kebutuhan daerah lain ataupun di ekspor sehingga memperoleh
keuntungan yang besar pada sector perkebunan. Pada sector perkebunan apabila
dilihat dari macam lahannya merupakan usahatani lahan kering.
Sektor peternakan
yang telah lama dikembangkan di Kabupaten Way Kanan merupakan potensi dasar
bagi perkembangan peternakan di wilayahini. Dari populasi yang ada, ternak
tersebut dikembangkan dan dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi local
dan konsumsi kabupaten lain, baik dalam provinsi maupun luar propinsi dan untuk
kebutuhan bibit. Ada bebearapa jenis
ternak yang sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Way Kananantara lain
sapi, kambing, itik, babi, domba, ayam petelur, dan ayam buras. Berdasarkan
penjelasan tersebut sudah jelas bahwa pada sector peternakan corak pengelolaan
usahataninya merupakan pola usahatani komersial dan berdasarkan macam lahannya
pada sector peternakan ini merupakan usahtani lahan basah. Selain limbah
pertanian sebagai sumber dasar pakan ternak, maka dengan beroperasinya perkebunan
karet dan sawit baik milik pemerintah / swasta maupun rakyat di wilayah Kabupaten
Way Kanan juga merupakan sumber pakan ternak yang baik. Jadi, antara sector pertanian,
perkebunan, dan peternakan saling berhubungan dengan demikian struktur usahatani
yang ada di Kabupaten Way Kanan merupakan usahatani tidak khusus.
III.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan antara lain
:
1.
Sektor-sektor pertanian yang ada
di daerahKabupaten Way Kanan antara lain: sektor pertanian (sawah), sektor
perkebunan (karet, sawit dan sebagainya) dan sektor pertanian
2.
Pola usahatani berdasarkan cara penguasaan
unsur-unsur produksi dan pengelolaannya: sector pertanian dan peternakan
merupakan usahatani perseorangan
sedangkan sector perkebuan merupakan usahatani kolektif.
Pola usahatani berdasarkan corak pengelolaan:
sector pertanian merupakan usahatani pencukup kebutuhan keluarga dan usahatani
komersial sedangkan pada sector peternakan dan perkebunan merupakan usahatani
komersial.
Pola usahatani berdasarkan macam lahannya: sector pertanian terdapat
usahatani lahan basah dan lahan kering. Sektor peternakan merupakan usahatani
lahan basah dan sector perkebunan merupakan usahatani lahan kering. Pola/struktur
usahatani yang ada di daerahKabupaten Way Kanan merupakan usahatani tidak
khusus, karena antara ketiga sector saling berhubungan dimana hewan ternak
memanfaatkan limbah dari pertanian dan rerumputan yang ada di perkebunan pakan
ternak tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Adiwilaga, A. 1992. Ilmu Usaha Tani. Cetakanke-III. Alumni. Bandung
Anonim A.
2013. Usaha Tani. http://ayuagriculture.blogspot.com.
DiaksespadaHari: Senin, 24 Maret 2014. Pukul 13.00 WIB.
Anonim
B. 2010. Potensi Way Kanan. http://info-provinsi-lampung.blogspot.com.DiaksespadaHari: Senin, 24 Maret
2014. Pukul 13.00 WIB.
Anonim C.
2014. Kabupaten Way Kanan. http://www.waykanankab.go.id.
DiaksespadaHari: Senin, 24 Maret 2014. Pukul 13.00 WIB.