Jumat, 04 April 2014 0 komentar

Klasifikasi Usahatani di Kabupaten Way Kanan







KLASIFIKASI USAHATANI KABUPATEN WAYKANAN
(Tugas Responsi Usahatani)




Oleh

Marietta Debora          1214131061
M. Fajar Ali                 1214131064
Mukti Arta Sari           1214131068
Riki Misgiantoro         1214131084





unila-logo.jpg











JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014






I.    PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Kabupaten Way Kanan merupakan daerah agraris, dimana mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Bedasarkan jenis usaha tani yang dikembangkan meliputi budidaya tanaman pangan dan holtikultura, budidaya peternakan dan budidaya perikanan. Adapun lahan di Kabupaten Way Kanan sangat luas, yang dapat dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah merupakan jenis lahan yang digunakan sebagai areal persawahan, lahan kering merupakan lahan yang digunakan untuk produksi tanaman pangan seperti ubi kayu dan palawija serta perkebunan.

Produksi lahan perkebunan dan persawahan sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan yang ada. Kabupaten Way Kanan memiliki daerah aliran sungai yang cukup besar dan sebagian besar telah dikelola menjadi saluran irigasi teknis dan semi teknis. Pemanfaatan lahan sawah dengan irigasi teknis seluas 6.511 Ha (Kecamatan Bahuga, Banjit dan Baradatu), irigasi setengah teknis seluas 941 Ha (Kecamatan Banjit), dengan irigasi desa dan sederhana seluas 3.766 Ha (tersebar di 14 kecamatan) sedangkan sawah tadah hujan seluas 2.186 Ha.


B.  Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1.         Mengetahui jenis usahatani di  wilayah way kanan
2.         Mengetahui pola usaha tani yang ada di kabupaten way kanan






II.    ISI


A. Dasar Teori

Ilmu Usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir factor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.

Soehardjo & Dahlan patong mengemukakan bahwa usaha tani sebagai objek pengamatan dapat dilihat dari berbagai segi dan dalam bukunya tersebut ia meninjau 4 segi pengamatan, yaitu :

1.   Menurut bentuknya

Berdasarkan cara penguasaan unsur- unsure produksi dan pengelolaannya usahatani digolongkan dalam 3 macam yaitu :
a.    Usahatani perseorangan (individual farm).
Dalam usahatani ini, unsure- unsure produksi ditentukan oleh seseorang dn pengelolaannya dilakukan oleh seseorang. Tanah yang diusahakan dapat berupa miliknya atau orang lain. Jadi pda usahatani ini masih terdapat variasi-variasi yang menghendaki penggolongan- penggolongan yang lebih halus. Tenaga kerja yang diperlukan didapatkan dari berbagai sumber.Ada yang berasal dari petani sendiri beserta anggota keluarganya dan ada yang berasal dari luar keluarga berdasarkan gotong royong atau upah.Tenaga kerja yang diupah tersebut bisa berbentuk :
1.   Tenaga kerja tetap
2.   Tenaga kerja harian
3.   Tenaga kerja musiman
Di Indonesia sendiri banyak terdapat tenaga kerja yang sebagian besar dari keluarga petani itu sendiri. Sebagian besar pendapatan petani dalam setahun berasal dari usahataninya. Ini disebut dengan usahatani keluarga (family farm)
Ciri-cirinya :
a. Sedikitnya separo dari seluruh jumlah tenaga kerja pria yang diperlukan usahataninya berasal dari petani penggarapnya dan anggota keluarga.
b. Sedikitnya separo dari jumlah pendapatan kotor yang diterima oleh keluarga petaninya berasal dari usaha tani tersebut.

Luas tanah tidak dapat dijadikan ukuran untuk mendefinisikan usaha tani keluarga. Usaha tani keluarga dapat pula terdiri dari tanah yang sempit.Karena tiap tanah memberikan sifat dan kesuburan yang berbeda-beda maka pemakaian luas tanah untuk mendefinisikan luas tanah tiak mudah. Jumlah kerja yang diperlukan dan pendapatan kotor tang diterima petani lebih tepat dijadikan dasar untuk mendefenisikan usahatani keluarga.

b. Usahatani Kolektif (collective farm)
Adalah usaha tani yang unsur-unsur produksinya dimiliki organisasi kolektif. Unsur-unsur produksi diperoleh organisasi dari membeli,menyewa,menyatukan milik perorangan atau berasal dari pemerintah.Usaha tani ini terbentuk karena kemauan beberapa orang yang mempunyai ikatan keluarga, karena sistem pemerintahan suatu Negara atau factor lingkunggan dimana mereka berada. Kolektivitas dikenal pada abad ke 10. Tujuannya sendiri dalah untuk meniadakan unsure-unsur produksi milik perseorangan. Dengan penyautuan alat-alat produksi pertanian tang tidak dikenal atau sukar dilaksanakan pada usaha tani perseorangan. Pengunaan tanah dan tenaga kerja diharapkan lebih efisien.
c.  Usahatani Kooperatif (cooperative farm)
Merupakan bentuk peralihan antar usaha tani perseorangan dan usahatan kolektif.Pada usaha tani ini tidak semua unsure- unsure produksi dan pengelolaannya dikuasai bersama.tanahnya masih milik perorangan.Usaha bersama dituangkan dalam bentuk kerja sama di beberapa segi seperti :
·   Kerjasama dalam penjualan hasil
·   Kerjasama dalam pembelian sarana produksi
·   Kerjasama dalam tenaga kerja.

Usaha tani kooperatif ini terbentuk karena petani-petani kecil dengan modal yang lemah tidak mampu membeli alat-alat pertanian yang berguna untuk mengembangkan kegiatan usahanya.Dengan menggabungkan modal yang dimilki mereka dapat membeli alat- alat untuk digunakan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat pertanian.

2.   Menurut Coraknya

Tujuan kegiatan usaha tani berbeda-beda karena pengaruh lingkungan alam dan kemampuan pengusahanya. Ada petani yang kegiatannya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang disebut dengan usaha tani pencukup kebutuhan keluarga (selfsufficient farm / subsistences farms), dan adapula kegiatannya yang bertujuan untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya yang disebut dengan usahaani komersial (commercial farm).
Karena cirri dan sifat yang dimilki oleh usahatani komersial & pencukup kebutuhan keluaraga, beberapa ahli memberikan nama lain kepada kedua usahatani ini.Usaha tani komersial disebut juga dengan nama usahatani dinamis & usahatani tidak komersial disebut usahatani statis. Penggolongan tsb dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan saat tertentu , karena setiap usahatani statis dapat berubah melalui masa peralihan menjadi usaha tani dinamis.
Para ahli telah banyak menegemukakan pendapatnya untuk membedakan apakah suatu usahatani tergolong subsisten atau komersil.. Salah satu ukuran itu adalah tindakan ekonomi petani dalam penggunaan unsure-unsur produksi.penggunaan usnur produksi misalnya penggunaan tenaga kerja & pemilihan cabang usaha sering didasarkan pada kebiasaan.
Hubungan petani dengan dunia luar usahataninya merupakan dasar pengukur tingkat perkembangan usaha tani.

Beberapa ukuran yang banyak untuk menyatakan tingkat & sifat integrasi petani dengan desa dan kota sekitarnya adalah :
a.    Perbandingan antara jumlah produk yang dijual ke pasar dan yang dikonsumsi.
b.   Perbandingan antara jumlah korbanan yang dibeli terhadap jumlah seluruh korbanan yang digunakan dalam proses produksi.
c.    Tingkat Teknologi.

3.   Menurut Polanya

Pola usahatani ditentukan menurut banyaknya cabang usaha tani yang diusahakan.Berdasarakan jumlah cabang usahatani yang diusahakan usahatani dapat dibedakan sbb :
a. Usaha tani Khusus
Apabila usahatani hanya mempunyai satu cabang saja maka disebut dengan usahatani khusus.Contohnya : usahatani tembakau, usahatani padi,  usahatani sapi perah.
Faktor yang mempengaruhi petani memilih hanya 1 cabang ialah :
• Keadan fisis tanah yaitu apakah mendapat air pengairan spanjang tahun sehingga cocok ditanami padi.
• Prisnsip keuntungan komperatif yaitu mengusahakan cabang usahatani yang memeberikan keuntungan paling besar dibandingkan dengan cabang usahatani lain.

b.   Usaha tani tidak khusus.
Petani yang juga mengusahakan bermacam-macam usahatani. Seperti ternak atau ikan. Hal ini dapat dilkukan kalau petani memliki dan mengusahakan berbagai macam tanah seperti : tanah sawah,tanah darat, padang rumput dan kolam.

c.    Usahatani Campuran
Merupakan bentuk usahatani yang diusahakan secara bercampur antara tanaman dengan tanaman, tanaman dengan ternak, tanaman dengan ikan dsb. Usahatani ini juga dikenal dengan tumpang sari, misalnya tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah, tumpang sari antara padai dan ikan.
Kombinasi antara tanaman ternak mendapatkan perhatian besar dibeberapa daerah. Kombinasi antara tanaman dan tenak dikenal dengan isatilah mixed farm.
Keutuntungannya adalah :
• Ternak memberikan tenaga kerja dalam waktu- waktu tertentu.
• Ternak memberikan makan berupa protein

4.   Menurut Tipenya

Usahatani dapat digolongkan dlam beberapa jenis /tipe tanaman yang diusahakan. Dari penggolongan ini dikenal usahatani padi, usahatani jagung, usahatani ternak, usahatani sapi, usahatani ternak ayam, dan usahatani kubis. Tiap daerah mempuyai kondisi yang berbeda dengan daerah lainnya. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan fisik, perbedaan ekonomi dan perbedaan lainnya yang tidak termasuk pada keduanya. Karena itu jenis tanaman dan hewan yang tumbuh dapat diusahakan pada suatu daerah berbeda-beda pula. Tiap tanaman dan hewan memerlukan kondisi fisis tertentu untuk hidup dan berkembang dengan baik .

Ø Faktor fisis
Factor ini sangat mempengaruhi tipe usaha tani yang terdiri dari, iklim,tanah, dan topografi. Apabila factor fisik di suatu tempat tidak sesuai dengan usahatani yang diinginkan petani harus mengubah keinginannya atau pindak ke daerah lain yng mempunyai factor fisik yang sesuai.
1.   Iklim
Hal penting dari iklim yang banyak mempengaruhi tipe usahatani ialah : curah hujan,temperature, pancaran sinar matahari dan kelembapan curah hujan mencakup factor – factor seperti curah hujan dalam setahun, penyebaran hujan dan variasinya dari tahun ke tahun .Tiap tanaman memerlukan curah hujan tertentu sebagai sayarat untuk tumbuh baik. Penyebaran hujan penting juga bagi pertumbuihan tanaman. Tiap fase dari pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan berbeda. Tanaman kapas sangat baik diusahakan di daerah yang mempunyai perbedaan yang nyata anatara hujan dan musim kemarau. Pancaran sinara matahari baik intensitas penyinarannya maupun panjang penyinarannya, mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanama kopi tidak tahan terhadap sinar langsung yang terik sehingga diperlukan pohon pelindung.
2.   Tanah
Tanah – tanah pada setiap tempat berbeda dalam tingkat kesuburannya, dalam tekstur, dan dalam tebal atau dalamnya lapisan. Setiap jenis tanaman memerukan syarat – syarat tertentu untuk tumbuh baik. Ada tanaman yang hanya dapat tumbuh pada tanah yang subur dan ada pula yang dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur. Hara yang terdapat dalam tanah sangat penting artinya tanah yang mengandung banyak kapur akan menghasilkan banyak tanaman runput yang baik untuk usaha tani ternak. Tekstur tanah juga memberikan pengaruh pada macam tanaman yang akan ditanam. Tanah – tanah dengan tekstur halus merupakan tanah berat yang sukar dikerjakan. Dengan demikian tanaman – tanaman yang diusahakan diatasnya adalah tanaman – tanaman intensif. Pada tanah – tanah ringan banyak diusahakan tanaman – tanaman intensif.
3.   Topografi
Pengaruh topografi pada tipe usaha tani berhubunggan erat dengan iklim dan tanah.Perbedaan tinggi diatas permukaan laut menyebabkan perubahan pada iklim.Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut makin rendsah suhunya dan makin panjang masa tumbuhnya.Hal ini berarti harus ada perbedaan tipe usaha tani di dataran tinggi dengan dataran rendah.Tanah-tanah subur ummunya terdapat didataran rendah.
Topografi juga penting sehubungan dengan penggunaan alat-alat mekanisasi.Mesin-mesin pertanian sukar digunakan ditanah yang tidak datar.Karena itu di daerah yang berbukit kurang tepat untuk tanaman intensif yang memerlukan banyak tenaga kerja pada musim menanam dan musim panen.Perkembangan penggunaan alat-alat mekanisasi mempengaruhi perkembangan usaha tani karena pengaruhnya terhadap biaya produksi,sebagai contoh ialah pemindahan penanaman kapas yang tadinya diusahakan dari tanah-tanah miring ke daerah-daerah datar.
Pemgaruh topografi penting juga artinya pada perbedaan tataniaga.Jarak yang sama jauhnya lebih cepat ditempuh pada tanah datar dari pada tanah miring.Dengan demikian topografi mempengaruhi penjualan hasil usaha tani ke pasar.Daerah-daerah dataran tinggi yang jauh dari pasar umumnya ditanami tanaman-tanaman yang tahan lama,sehingga resiko kerusakan karena lamanya tiba di pasar dapat dihindari.

Ø Faktor Ekonomi 
Disamping factor fisik yang tterdiri dari iklim tanah dan topografi,juga factor ekonomi turut menentukan tipe usaha tanai di suatu daerah.Faktor-faktor ekonomi berubah dari waktuke waktu.Perubahan faktopr ekonomi tidak sama dari tahun ke tahun.Karena itu petani harus mengenal sebab dan akibat dari perubahan factor-faktor ekonomi yang terjadi di daerahnya.Ia harus mampu membedakan perubahan yang kekal dan sementara.
Tiga factor ekonomi yang banyak mempengaruhi tipe usaha tani dapat diurakan sebagai berikut :
1.   Biaya tataniaga
Perbedaan biaya tataniaga yaitu biaya yang diperlukan untuk menempuh jarak dari produsen ke konsumen mempengaruhi tipe usaha tani yang diusahakan di suatu daerah.Biaya ini meliputi biaya pengangkutan ,biaya pengolahan,biaya penyimpanan dan biaya penjualan.Pendapatan yang diterima petani dari hasil penjualan produksi usaha taninya ialah jumlah uang yang diyerima setelah dikurangi dengan biaya tataniaga.Biaya ini umumnya sebanding dengan jarak dari petani ke konsumen.Karena itu petani didaerah dekat pasar mempunyai kecendrungan untuk mengusahakan tanaman yang tidak dapat disimpan lama misaknya sayuran,buah dan susu.
2.   Perubahan harga produksi
Perubahan harga produksi usaha tani mempengaruhi tipe usaha tani di satu daerah.Sekitar tahun 1956 dan 1959 harga tembakau didaerah Jember,Jawa Timur lebih baik dari pada haega padi. Perubahan harga ini membawa akibat pemindahan kerja dan pemakaian tanah kearah tanaman yang lebih menguntungkan.Dengan demikian ada perubahan tipe usaha tani didaerah tersebut. Perubahan harga produksi mempunyai sifat kekal atau sifat sementara yang dalam wakyu yang relatif singkat akan kembali menjadi normal. Dengan demikian petani harus nanpu nenbedakan antara sifat perubahan yang kekal dan yang sementara.Jangan terlalu cepat mengunah tipe usaha tani apabila perubahan harga itu bersifat sementara. Contoh di AS dalam PD II. Pada waktu itu harga kacang tanah sangat tinggi. Bnayak petani kapas yang cepat-cepat mengubah usahanya ke kacang tanah tetapi kemudian mereka kecewa tahu akhir PD II harga kacang tanah tidak tinggi lagi. 
Mengenal sifat perubahan harga dapat dilakukan dengan menggunakan alat statistik perubahan harga-harga produksi usahatani. Data itu dapat diperoleh dari dinas pertanian rakyat atau dari catatan-catatan petani berdasarkan pengalamannya dari tahun ke tahun. Perubahan harga ada hubungannya dengan jumlah produksi. Pada saat prooduksi banyak di waktu panen harga menjadi rendah. Kejadian ini kemudian diikuti oleh pengurang produksi dan sedikit demi sedikit harganya menjadi tinggi. Apabila harga tinggi,petani akan berusaha memproduksi sebanyak-banyaknya. Akibatnya adalah harga turun. Akibat dari penurunan harga ialah bahwa petani akan berusaha mengurangi produksinya yang nantinya kembali menaikkan harga.
3.   Persediaan modal
Modal lebih banyak mempengaruhi besarnya usahatani daripada tipenya. Tetapi bagi petani muda yang baru mulai berusaha,besarnya modal yang tersedia akan menentukan tipe usahataninya. Ia akan memilih tipe yang memberi kemungkinan pengembalian modal aslinya dengan cepat. Usahatani ternak daging memerlukan jangka waktu yang lebih lama dibandingkan usahatani tanaman untuk mengembalikan modal aslinya.

B.  Pola Usahatani di Way Kanan

Kabupaten Way Kanan merupakan daerah yang agraris dimana setiap sector pertanian dapat dikembangkan di daerah ini mulai dari pertanian , perkebunan sampai peternakan. Daerah Kabupaten Way Kanan memiliki daerah aliran sungai yang cukup besar sehingga pola usahatani untuk sector pertanian di daerah ini merupakan polau sahatani lahan basah dan pola usahatani lahan kering. Dimana pada usahatani lahan basah menggunakan saluran irigasi teknis dan semi teknis. Pemanfaatan lahan irigasi teknis seluas 6.511 Ha dan irigasi setangah teknis seluas 941 Ha dan irigasi desa dan sederhana seluas 3.766 Ha. Pada usahatani lahan kering yang lebih mengandalkan pada turunnya hujan atau penyeriman. Di daerah Way Kanan terdapat sawah tadah hujan seluas 2.186 Ha. Berdasarkan cara penguasaan unsure produksi dan pengelolaannya untuk sector pertanian di daerah Kabupaten Way Kanan mayoritas merupakan usahatani perseorangan dimana tanah yang dimiliki merupakan hak milik sendiri dan merupakan usahatani keluarga dimana pemakaian tenaga kerja berasal dari keluarga. Hasil dari produk pertanian sendiri biasanya diguanakan untuk mencukupi keluarga dan untuk komersial dalam hal ini untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Sektor perkebunan merupakan sektor yang sangat potensial dikembangkan di daerah Way Kanan. Areal perkebunan Kabupaten Way Kanan mencakup areal seluas 145.989,30 Ha dengan jumlah produksi hasil perkebunan 245.380,60 ton/tahun. Apabila dilihat dari cara penguasaan produksinya polau sahatani pada sector perkebunan merupakan pola usahatani kolektif dimana unsure produksinya merupakan milik organisasi kolektif, swasta ataupun pemerintah. Tanaman perkebunan yang berada di Kabupaten Way Kanan antara lain :karet, kelapa sawit, kelapa dalam, kelapa hibrida, kopi, lada, kakao, dan cengkeh. Jenis tanaman perkebunan yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Way Kanan antara lain :Karet, kelapa sawit, kakao dan kopi. Berdasarkan corak pengelolaannya pun pada sector perkebunan merupakan usahatani komersial yang hasil produksinya diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan daerah lain ataupun di ekspor sehingga memperoleh keuntungan yang besar pada sector perkebunan. Pada sector perkebunan apabila dilihat dari macam lahannya merupakan usahatani lahan kering.

Sektor peternakan yang telah lama dikembangkan di Kabupaten Way Kanan merupakan potensi dasar bagi perkembangan peternakan di wilayahini. Dari populasi yang ada, ternak tersebut dikembangkan dan dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi local dan konsumsi kabupaten lain, baik dalam provinsi maupun luar propinsi dan untuk kebutuhan bibit.  Ada bebearapa jenis ternak yang sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Way Kananantara lain sapi, kambing, itik, babi, domba, ayam petelur, dan ayam buras. Berdasarkan penjelasan tersebut sudah jelas bahwa pada sector peternakan corak pengelolaan usahataninya merupakan pola usahatani komersial dan berdasarkan macam lahannya pada sector peternakan ini merupakan usahtani lahan basah. Selain limbah pertanian sebagai sumber dasar pakan ternak, maka dengan beroperasinya perkebunan karet dan sawit baik milik pemerintah / swasta maupun rakyat di wilayah Kabupaten Way Kanan juga merupakan sumber pakan ternak yang baik. Jadi, antara sector pertanian, perkebunan, dan peternakan saling berhubungan dengan demikian struktur usahatani yang ada di Kabupaten Way Kanan merupakan usahatani tidak khusus.
  




III. KESIMPULAN


Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan antara lain :
1.   Sektor-sektor pertanian yang ada di daerahKabupaten Way Kanan antara lain: sektor pertanian (sawah), sektor perkebunan (karet, sawit dan sebagainya) dan sektor pertanian
2.   Pola usahatani berdasarkan cara penguasaan unsur-unsur produksi dan pengelolaannya: sector pertanian dan peternakan merupakan usahatani  perseorangan sedangkan sector perkebuan merupakan usahatani kolektif.
Pola usahatani berdasarkan corak pengelolaan: sector pertanian merupakan usahatani pencukup kebutuhan keluarga dan usahatani komersial sedangkan pada sector peternakan dan perkebunan merupakan usahatani komersial.
Pola usahatani berdasarkan macam lahannya: sector pertanian terdapat usahatani lahan basah dan lahan kering. Sektor peternakan merupakan usahatani lahan basah dan sector perkebunan merupakan usahatani lahan kering. Pola/struktur usahatani yang ada di daerahKabupaten Way Kanan merupakan usahatani tidak khusus, karena antara ketiga sector saling berhubungan dimana hewan ternak memanfaatkan limbah dari pertanian dan rerumputan yang ada di perkebunan pakan ternak tersebut.






DAFTAR PUSTAKA


Adiwilaga, A. 1992. Ilmu Usaha Tani. Cetakanke-III. Alumni. Bandung
Anonim A. 2013. Usaha Tani. http://ayuagriculture.blogspot.com. DiaksespadaHari: Senin, 24 Maret 2014. Pukul 13.00 WIB.
Anonim B. 2010. Potensi Way Kanan.  http://info-provinsi-lampung.blogspot.com.DiaksespadaHari: Senin, 24 Maret 2014. Pukul 13.00 WIB.
Anonim C. 2014. Kabupaten Way Kanan. http://www.waykanankab.go.id. DiaksespadaHari: Senin, 24 Maret 2014. Pukul 13.00 WIB.



 
;